Bagi anda yang penggemar makanan ringan sebgai pendamping Nonton di Bioskop, pasti tau yang namanya POPCORN. Tahukah Anda? Di balik kenikmatannya, ada bahan tambahan yang berbahaya bagi paru-paru.
images.jpg
Menurut Penelitian yang dilakukan National Institute of Environmental Health Sciences (NIEHS), sebagai bagian National Institutes of Health menguji kandungan diacetyl dalam popcorn. Penelitian menggunakan tikus sebagai subjek. Diacetyl merupakan komponen mentega buatan dan menyebabkan kondisi lymphocytic bronchiolitis.
Makanan ringan yang banyak digemari para penikmat film dan sebagai cemilan pelengkap pada saat ngumpul ini merupakan makanan dari Barat. Makanan berbahan sejenis bijian jagung yang berkulit keras. Bahan makanan tersebut tidak enak bila dimakan dengan olahan biasa seperti direbus atau digoreng. Memasak popcorn biasanya dibubuhi minyak atau mentega dan garam. Biji tersebut dipanaskan dengan suhu tertentu secara merata dan diaduk-aduk. Biji akan meletup dan merekahkan daging di dalamnya. Biji terbelah dengan bentuk tak beraturan yang menarik.
Walaupun renyah dan terasa gurih, Anda harus berhati-hati terhadap kandungan yang terdapat di dalamnya. Bahan kimia yang digunakan untuk memberikan rasa gurih pada popcorn dapat merusak paru-paru dan saluran pernapasan pada tikus.
Kondisi tersebut merupakan pemicu utama obliterative bronchiolitis atau “popcorn lung”. Gangguan tersebut membuat susahnya sirkulasi udara di paru-paru. Meskipun masih jarang dan diperdebatkan, beberapa produsen popcorn menggunakan bahan tambahan untuk memberikan rasa gurih. Produsen menggunakan konsentrat untuk memberikan rasa gurih dan pekerja menghirup asap dari popcorn yang masih panas.
Dan berdasarkan penelitian dari NIEHS terungkap bahwa penelitian tikus di laboratorium yang menghirup udara yang tercemar diacety lselama tiga bulan, lama-kelamaan berisiko mengalami lymphocytic bronchiolitis.
“Penelitian bertujuan untuk melihat diacetyl sebagai racun di pernapasan yang memengaruhi kesehatan tubuh manusia,” tutur Ketua Peneliti dari NIEHS Daniel Morgan.
Ada juga penelitian yang tercatat dalam journal Toxicological Sciences, peneliti mengungkapkan karyawan pembuat popcorn yang terpapar diacetyl berisiko mengalami obliterative bronchiolitis. Sekali terserang penyakit ini, agak sulit untuk menangani karena gejala-gejala yang dirasakan tidak jelas. Gejala-gejala yang mengindikasikan bisa berupa batuk, napas pendek dan napas berbunyi, serta semakin buruk.
Untuk mengantisipasi dampak buruk dari penggunaan diacetyl, US Centers for Disease Control and Prevention menyerukan Occupational Safety and Health Administration agar membatasi penggunaan bahan kimia tersebut.
“Seharusnya, konsumen tidak mendapatkan diacetyl berlebihan. Sebaiknya masyarakat membuat sendiri popcorn karena dapat membatasi penggunaan diacetyl,” saran Morgan.
Kendati demikian, belum ada data yang menyebutkan dampak diacetyl pada konsumen. Dalam catatan Morgan, tikus hanya bernapas melalui hidung. Tentu saja, berbeda dengan manusia. Sebenarnya batasan penggunaan diacetyl sudah mulai digaungkan mulai tahun lalu. Penelitian sebelumnya juga mengungkapkan bahaya penggunaan bahan tambahan pembuat rasa gurih popcorn.
Aroma margarin pada popcorn yang khas ternyata mengandung penyakit.
Seorang karyawan perusahaan popcorn di Missouri, Amerika Serikat, dilaporkan harus menjalani transplantasi paru-paru karena hanya 20 persen dari organ tubuh ini berfungsi. Penyebabnya, ia terlalu sering menghirup aroma popcorn yang dipanggang memakai microwave. Demikian diungkapkan Lembaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja Amerika Serikat di Missouri, baru-baru ini.
Kajian Lembaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja AS menyebutkan si karyawan menderita paru-paru akibat menghirup zat kimia Diacetyl–sebuah senyawa yang memberi rasa khas pada margarin. Diacetyl memang ditemukan alamiah dalam margarin. Tapi, pengusaha makanan popcorn biasanya menambah kandungan Diacetyl sebesar 10 persen untuk lebih menambah aroma dan rasa pada mentega. Hal ini ternyata mendatangkan risiko terhadap karyawan yang setiap hari menghirup aromanya.
Spoiler for Pick:
pop corn
Tingkat penggunaan zat Diacetyl kini tengah dibahas serius di Amerika Serikat. Sebab, popcorn lumrah dikonsumsi masyarakat sebagai camilan di kala senggang. Popcorn memang bakal menjadi makanan yang berbahaya jika aromanya dihirup setiap hari. Namun, bagi konsumen yang cuma sesekali memakan popcorn tidaklah menjadi sebuah masalah besar.
Kepastian itu ditegaskan Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS (FDA). Kendati begitu, FDA menyarankan agar konsumen sebisa mungkin menghindari tersembur zat Diacetyl, jika tengah membuka kantong popcorn yang telah dipanggang. Bagi Anda pecinta popcorn di Indonesia, ada baiknya bersikap waspada.
Minggu, 12 Juni 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar